Quantcast
Channel: FPTK UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 400

Nike Sartika (Wisudawan Terbaik Jenjang S1 FPTK UPI) : “Man Jadda Wa Jada!”

$
0
0

Nike 1

NIKE Sartika (22 tahun) atau dipanggil Nike lahir di Cirebon 2 April 1993. Nike menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri II Sangkanerang-Kuningan, pendidikan menengah pertama di SMP Islam Terpadu Umar Sjarifuddin-Kuningan dan pendidikan menengah atas di SMA Islam Terpadu Umar Sjarifuddin-Kuningan. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Konsentrasi Listrik Tenaga melalui jalur SNMPTN Bidikmisi. Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Suntoyo dan Lilis Suryani yang merupakan keluarga sederhana membuat ia yakin bahwa dalam meraih kesuksesan ia harus bekerja keras, belajar dengan sungguh-sungguh dan fokus terhadap apa yang dicita-citakan. Doa dan dukungan dari orang tua, para guru dan teman-temannya menjadikannya sebagai sosok yang mandiri, optimis dan percaya diri bahwa setiap orang berhak akan kesuksesan. Menurutnya, kesukesesan hanya milik orang-orang yang bersungguh-sungguh.

“Awalnya saya mengira bahwa saya hanya akan sekolah sampai pendidikan dasar saja karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan. Namun, Allah ternyata berkehendak lain dan mempunyai rencana yang lebih indah. Maka atas izin Allah, saya dapat menyelesaikan pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi melalui beasiswa. Itulah yang menjadi motivasi saya untuk dapat melakukan yang terbaik bagi masa depan saya. Saya bertekad bahwa suatu saat saya harus menjadi kebanggaan bagi kedua orang tua, guru-guru dan adik-adik. Saya yakin bahwa keberhasilan seseorang berawal dari kesungguhannya dalam meraih tujuan hidup,” kata Nike Sartika, S.Pd. wisudawan terbaik Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI) yang mengikuti Wisuda Gelombang II, 9 dan 10 September 2015 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Itulah sebabnya, Nike selalu berusaha dengan sungguh-sungguh. Sejak pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas, ia selalu masuk ranking tiga besar di kelas. Ia pun sering mengikuti berbagai macam perlombaan di bidang MIPA. Prestasinya tersebut merupakan hasil didikan kedua orang tuanya yang selalu menanamkan kesungguhan dalam belajar sehingga ia terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik dan tepat waktu. Dan tentunya dengan bimbingan dan motivasi dari para guru. Karena ketekunannya dalam belajar dan prestasi yang gemilang, sang guru memperjuangkannya untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Nike 2

Saat duduk di bangku perkuliahan, ia menghadapi berbagai hambatan namun ia tetap berusaha dengan maksimal. Pengalaman hidupnya dahulu telah mendidiknya mandiri dan kuat dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Sempat merasa salah masuk jurusan dan down karena ketidakmengertiannya saat awal masuk kuliah mengenai keelektroan. Tapi karena pribadinya yang supel, dia memiliki banyak kenalan kakak tingkat di jurusannya. Tak jarang dia meminta bantuan kepada kakak kelasnya tersebut dalam mengerjakan tugas, meminta bimbingan dan saran mengenai strategi sukses kuliah. Hingga pada akhirnya, Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Elektro tahun 2013-2014 ini mendapatkan nilai IPK tertinggi di FPTK.

Nike 3

Diungkapkan, mendapatkan nilai bagus bukan menjadi satu-satunya tujuan saat menempuh proses perkuliahan. Tekad Nike saat berkuliah adalah melakukan yang terbaik terhadap apa yang diamanahkan kepadanya, seperti belajar dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas sebaik mungkin, disiplin terhadap waktu dan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi mahasiswa yang berprestasi harus disertai pula dengan strategi dan aksi yang nyata. Buatlah target pencapaian untuk setiap semesternya, seperti berapa jumlah sks yang akan dikontrak, buku apa saja yang diperlukan dan bagaimana karaketiristik dosen baik dalam pembelajaran maupun ujian. Dan hal yang terpenting adalah selalu sertai setiap langkah dengan meminta doa dan dukungan dari orang tua, tuturnya.

“Mahasiswa yang berprestasi tidak hanya berhasil dalam bidang akademik, tetapi juga non-akademik. Aktif dalam berorganisasi sangatlah diperlukan. Banyak manfaat yang didapat melalui berorganisasi, seperti manajemen waktu, manajemen konflik dan problem solving, berinteraksi dengan orang yang berbeda karakter dan tentunya dapat memperluas jaringan kita,” kata pengurus Divisi Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Elektro tahun 2012-2013 ini. Ia mengakui bahwa pengelamannya dalam berorganisasi mampu menjadikan dirinya lebih baik, lebih percaya diri, lebih solutif dan lebih menghargai orang lain.

Selama berkuliah ia juga mengikuti beberapa aktivitas lainnya untuk menunjang proses perkuliahan yang seutuhnya. Ia pernah melakukan Praktik Industri di Gardu Induk Bandung Utara tahun 2013, Kuliah Kerja Nyata di Garut tahun 2014 dan Program Latihan Profesi di SMK Negeri 12 Bandung tahun 2015. Melalui kegiatan tersebut ia mendapatkan banyak pengalaman dan belajar mengamalkan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian.

Banyak jalan untuk dapat berkontribusi pada bangsa ini. Nike mengungkapkan bahwa sebagai lulusan terbaik, saat pelaksanaan Sidang Sarjana berlangsung, dosen pembimbing dan pengujinya bertanya tentang cita-citanya ke depan setelah lulus nanti . Dan ia menjawab bahwa dirinya ingin menjadi seorang pendidik, peneliti dan Ibu Rumah Tangga yang baik. Cita-citanya untuk dapat mengabdikan diri di dunia pendidikan sebagai dosen begitu besar. Nike bertekad agar dapat mengamalkan ilmunya dan berkarya untuk kepentingan bangsa sehingga dapat melahirkan generasi yang cerdas, melek akan pendidikan dan mampu berkontribusi untuk bangsanya sehingga Indonesia dapat menjadi sentra pendidikan di mata dunia.

Nike 4

“Pengalaman duduk di bangku universitas menyandang status sebagai mahasiswa adalah salah satu karunia terbesar yang Allah berikan terhadap saya. Karena dengan kesempatan emas tersebut saya dapat bertemu dengan orang-orang hebat,” ujar Nike selanjutnya. Meraih gelar sarjana pendidikan baginya adalah tanggung jawab dan amanah yang besar di pundaknya. Sebagai sarjana pendidikan, Nike berusaha agar dapat mendedikasikan diri dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonseia di masa depan.

“Menjadi sarjana dengan predikat cumlaude itu penting, tapi menjadi sarjana yang dapat mengamalkan ilmu, bermanfaat bagi masyarakat dan berakhlak mulia itu jauh lebih penting. Maka berusahalah untuk dapat menjadi sarjana yang seimbang antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual,” kata Pengurus Dewan Pengawas dan Penyalur Aspirasi Himpunan Mahasiswa Elektro tahun 2014-2015 ini. Menurutnya nilai yang bagus merupakan bonus atas usaha dan doa yang telah dilakukan.

“Atas keberhasilan saya ini, tidak banyak yang dapat saya lakukan untuk membalas jasa orang-orang yang dengan tulus telah memberikan bantuan, doa dan dukungan. Terima kasih yang sebesarnya kepada keluarga, Bapak/Ibu dosen, kakak tingkat, rekan seperjuangan dan adik tingkat. Dan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah mempertemukan saya dengan orang-orang luar biasa yang selalu memberikan motivasi dan doa untuk saya dalam meraih cita-cita. Terakhir, jika anda memiliki cita-cita yang besar maka bersungguh-sungguhlah dalam memperjuangkannya. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil. Dan apabila sukses telah diraih, tetap rendah hati dan sujudlah untuk mensyukuri karena semua nikmat Illahi. Man Jadda Wa Jada!,” kata Nike. (FPTK UPI)

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 400

Trending Articles