
Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya FPTK mengatakan:
Alhamdulillahirobbil’alamin washolatuwassalamuala asrofil anbiyaiwalmursalin waala alihi wasohbihi ajma’in. amma ba’du. Pertama tama kita panjatkan puji dan syukur bahwa kita semua bisa ikut dan hadir dalam kegiatan pengajian rutin bulanan di FPTK. Serta dalam rangka tasyakur bin nikmat atas keberhasilan para dosen yang telah menyelesaikan studi lanjut kuliah S3. Terimakasih kami sampaikan kepada Bpk. Ustadz Dr. H. Mufid Hidayat M.A. yang telah hadir pada kesempatan ini yang akan mengisi pencerahan dalam pengajian rutin di FPTK ini. Kami ucapkan selamat kepada Dr. H. Mumu Komaro, M.T., Dr. H. Purnawan, S.Pd., M.T., Dr. Tasma Sucita, M.T., Dr. Elih Mulyana, M.Si., Dr. Rita Patriasih, S.Pd., M.Si., Dr. Yulia Rahmawati., M.Si. yang telah menyelesaikan jenjang S3 dan ini saya berharap menjadi Inspirasi atau motivasi kepada dosen-dosen yang lain yang sedang menempuh pendidikan S2,S3 untuk menyelesaikan pendidikannya secepat mungkin.
Penceramah :
Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillahirabbil’alamin wal’aqibatullilmuttaqin wala’udwana ila ala’dzolimin. Asyhadualailahaillallah waasyhaduallailahailallah al malikulhaqul mubbin waasyhaduanna muhammadurrasuluhu assohdiqul amiin.
Kesempatan yang baik ini mari kita niatkan dalam rangka pengajian dan sekaligus kita ingin menggugurkan apa yang menjadikan kebodohan kita dengan belajar dan belajar sehingga kita tidak akan mendapatkan siksa karena kita telah berikhtiar untuk menghilangkan kebodohan. Niatkan karena ikhlas bukan karena rutin bulanan saja, bukan karena keterpaksaan tapi wujudkan sebagai sebuah keinginan dari dalam sehingga keikhlasan itu akan bersimetri dan sekaligus vertical kepada allah sehingga sekaligus amalan kita diterima oleh Allah SWT.
Yang kedua sebagai umat besar Nabi Muhammad saw, mari kita panjatkan sanjungkan shalawat beserta salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menjadikan umat manusia dalam hal ini membuat dan mengembangkan masyarakat dalam artian dari yang gelap gulita sampai terang benderang, dari yang jahiliyah sampai modern, dari yang bercerai-berai menjadi yang bersatu dan dari yang nyembah berhala menjadi penyembah Tuhan yang satu, dari yang tidak punya tujuan menjadi yang punya tujuan yaitu bahagia dan akhirat. Mudah-mudahan kita diberikan kemudahan apa yg menjadikan harapan kita menjadi bahagia dunia maupun akhirat. Amin YRA.
Tadi dibacakan oleh qori’ QS.Ibrahim ayat 7, jadi disana terungkap ayat Allah hal yang harus kita dalami “dan ketika Tuhanmu mengingatkan” jadi kenapa nih ada kata-kata diingatkan? Sebab boleh jadi manusia itu cenderung suka lupa, makanya manusia itu disebut al-insan, artinya melekat menjadi kedalam diri manusia itu ada lupa. Lupa karena sengaja lupa juga tidak disengaja. Lupa itu sudah menjadi hakekat manusia yang sudah Allah berikan. Dalam hadits “manusia itu tempatnya lupa” maka Allah melanjutkan “kalau kamu mensyukuri nikmatku niscaya aku akan tambah”.
Apa sih syukur itu yang harus kita laksanakan? Maka di ayat lain diungkapkan “kalau kamu akan menghitung nikmat yang Allah berikan niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya”. Diruangan ini ada yg sangat bernilai luar biasa yaitu oksigen. Ini tidak ternilai atau dibayar, tanpa oksigen atau udara tidak bisa kita hidup disini. Ternyata kita tidak bisa menghitung berapa besar nikmat yang Allah berikan. Siapa yang telah kita saksikan ketika sakit? Apa yang diperlukan itu? Dipacu dengan diberikan oksigen. Betapa kalau Allah menanyakan kepada kita kalau kamu menghitung nikmat yang aku berikan maka tidak akan terhitung. Betapa banyaknya yang tidak akan bisa kita hitung. Mengapa saya katakan demikian, karena seringkali terkait dengan sesuatu yang material. Kalau dia mendapatkan nikmat material bersyukur dia akan bertambah atau berkurang. Makanya jangan aneh ketika orang tidak punya uang dan punya masalah suka memohon kepada Allah, dan ketika diberikan kenikmatan malah lupa. Kata Allah “telah aku ciptakan manusia itu dengan penuh kesempurnaan” makanya ayat Allah yang lain mengatakan “kita ini dikeluarkan dari perut ibu semuanya dengan tidak mengetahui apapun, maka Allah jadikan pendengaran, penglihatan, dan hati” maka itu Rasul mengingatkan kita “yang terbaik dalam diri manusia itu adalah tergantung dari yang satu ini yaitu hati, karena jika di hati itu ada sesuatu yang menjadikan kita sakit maka ini harus diwaspadai, maka itu syukur yang kita miliki sebagai terimakasih kepada Allah tergantung hati siapa yang menerima ruhda Allah. Kalau hatinya gelap itulah yg disebut dengan kafaro, makanya kata syukur disebut syakaro artinya membuka. Kalau kita membuka hati maka hati kita akan merasa lapang, ketika hati kita lapang apapun yang menjadikan hati kita itu dalam kondisi sakitpun sekurang-kurangnya kita harus mengucapkan syukur kepada Allah, kalau segala sesuatu tidak didasari dengan keikhlasan semuanya akan capai, tetapi kalau kita lapang dada dan ikhlas semata-mata karena Allah maka akan menjadikan semuanya ringan.
Ibu dan bapak kenikmatan yang kita rasakan itu sangat luar biasa. Jadi iman dan islam itu sebuah kenikmatan yang tidak ada bandingannya. Jadi kalau dibilang ahli ulama “andai kita bisa mengukur luas langit dan bumi tidak akan sebanding dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita”.
Ibu, Bapak yang dirahmati Allah karena itu kita jangan sampai menutup hati kita, kalau kita menutup itulah yang Allah katakan “kalau kamu mengkufuri menutup hatinya sehingga kita tidak mensyukuri nikmat dari Allah, sesungguhnya siksaku yang amat pedih”. Karena itu seorang muslim dalam kondisi apapun harus siap menerima. Makanya saya katakan syukur itu bukan tuntutan tetapi harus menjadi kebutuhan. Kita harus melakukan lebih bermuhasabah introfeksi sehingga apa yang kita ungkapkan itu sudah harus inner. Orang lain bukan menjadi penentu tapi hanya sebagai memberi motivasi penguat apa yang dijadikan kadar diri kita. Jadi kalau kita mensyukuri nikmat yg Allah berikan, maka itu akan memperoleh berbagai kenikmatan yang tiada gantinya. Dan kenikmatan banyak itupun akan terus dilipatgandakan tidak ada kata-kata Allah yang akan mengurangi nikmat jika kita bersyukur kecuali akan terus dilipatgandakan oleh Allah swt. Contoh supaya kita bersyukur kepada Allah “alhamdulilah” itu bersyukur secara lisan. Cara mewujudkan syukur ada 3, yaitu ada syukur dengan hati, ada syukur dengan lisan ada syukur dengan perbuatan. Hati kita sudah dibuka berarti tidak kufur dan lidah kita sudah bergumam dengan ucapan hamdalah, maka yang harus dilakukan berikutnya adalah bagaimana dalam bentuk perbuatan. Sekurang-kurangnya kita harus mengatakan hari ini kita harus lebih baik lagi dari hari kemarin. Makanya masyarakat muslim itu tidak mungkin menjadi manusia yang lemah seharusnya mereka itu menjadi manusia yang hebat, karena setiap hari dia berusaha untuk melakukan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Makanya Allah katakan “Allah tidak akan merubah sebagaimana masyarakat kecuali dia merubah atas dirinya sendiri”. Orang muslim pun mengupayakan yang seharusnya terjadi sehingga ada perubahan dan bisa terbang kemudian menjadi umat yang baik. Kemudian ibu dan bapak. Ketika kita mulai mengerjakan apa yg kita kerjakan itu harus punya tujuan, tujuannya jangan keluar dari tatanan nilai yang Allah tentukan. Tetapi kita harus melakukannya dengan mengucapkan kalimat-kalimat toyyibah, dan menjadikan sebuah ibadah.