Abdu Yakan (20 tahun) atau akrab dipanggil Yakan lahir di Kota Bandung, 17 Desember 1995. Pertama, ia mengenyam pendidikan di SD Negeri Galih Pawarti Bandung, SMP Negeri 2 Majenang dan SMA Plus Darussalam Ciamis. Akhirnya ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. Terlahir dari pasangan Imam Abdu dan Nina Nasibah yang merupakan keluarga sederhana yang membuat ia selalu yakin bahwa untuk meraih kesuksesan harus ikhtiar dengan sungguh-sungguh dan selalu berdo’a kepada Allah SWT.
Melalui doa dan perjuangan orang tua, ia dididik menjadi anak yang mandiri dengan menerapkan ilmu-ilmu agama yang membuat ia selalu yakin bahwa do’a orang tua dan ikhtiar sungguh-sungguh akan menjadikan seseorang tinggi derajatnya di sisi Allah dan meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
“Sejak kecil saya dididik untuk selalu taat beribadah dan selalu berjuang dengan sungguh-sungguh. Saya selalu yakin, tidak ada yang tidak mungkin selama kita berusaha dan berdoa dengan maksimal, man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil” kata Abdu Yakan Rosyadi, Mahasiswa Berprestasi Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) tahun 2016.
Itulah sebabnya, Yakan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh. Sejak sekolah SMP hingga SMA, ia selalu meraih peringkat 1 di kelas. Hal ini diawali dengan ketekunan belajar dan tak lupa untuk beribadah kepada Allah SWT. Kebiasaan yang ditanamkan orang tua selalu membekas dan menjadikan kebiasaan untuk selalu bekerja keras dengan diniatkan karena Allah semata.
Saat ia lulus SMP, orang tuanya memasukan ke Pondok Pesantren Darussalam Ciamis. Selain menuntut pendidikan formal di SMA Plus Darussalam Ciamis, ia juga belajar ilmu-ilmu agama seperti mengaji kitab kuning, bahasa arab dan ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan pondok pesantren mendidik ia untuk disiplin dan bekerja-keras.
“Salama saya mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren, kiai dan ustad-ustad saya selalu berpesan untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, karena dengan ilmu, seseorang akan diangkat derajatnya baik di sisi Allah maupun di sisi manusia” ujar yakan.
Prinsip yakan saat berkuliah adalah berprestasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Saat ini ia tinggal di Masjid Al-Amanah Ledeng, mengabdi kepada masyarakat menjadi marbot masjid. Bukan hanya membersihkan masjid, tetapi ia juga mengajar ngaji anak-anak di lembaga Pendidikan Anak Amanah. Yakan diberikan amanah menjadi kepala sekolah TK, TPQ dan Diniyah Takmiliyah Pendidikan Anak Al-Amanah sampai saat ini.
“Selama tinggal di Masjid banyak keberkahan yang terasa, mulai dari menambah kecintaan kepada Allah SWT sampai dimudahkan segala urusan. Karena barang siapa yang siapa memakmurkan masjid niscaya Allah akan memudahkan jalannya menuju surga” ujar yakan.
Selain mengikuti pendidikan formal di kelas, ia juga aktif di UKM SCIEmics (Study Community of Islamic Economics). Ia diberi amanah menajadi ketua UKM SCIEmics periode 2015-2016. Ia yakin, bahwa dengan berorganisasi dapat meningkatkan softskill dan relasi yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
Mendapat predikat mahasiswa berprestasi bukan hal yang mudah. Butuh kerja keras, perjuangan dan berdoa. Bukan diniatkan untuk menang, tetapi lebih dari itu, ajang mahasiswa berprestasi sebagai ajang untuk meningkatkan kapasitas diri agar selalu belajar dengan giat.
“Menjadi mahasiswa berprestasi bukan hanya yang pintar dalam segi akademik, namun juga dalam segi organisasi dan penguasaan bahasa” ujar yakan.
“Hidup di dunia itu hanya sekali, berprestasilah, harumkanlah nama negerimu, dekatkanlah dirimu kepada Allah, MAN JADDA WAJADA, barangsiapa yang bersungguh sungguh, niscaya ia akan berhasil”.
Dirinya sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas. Semoga Berhasil, Aamiin. (FPTK UPI/Yuyun Rohayati).