Bandung, UPI
Pada hari Jum’at (17/5/13) kemarin diselenggarakan Pengajian Rutin Bulanan yang bertempat di Auditorium Lt. IV Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK-UPI) Jl. Dr. Setiabudhi No. 207, Bandung. Pengajian ini dihadiri oleh Dosen, Karyawan, Mahasiswa dan IIK. Adapun penceramah dari pengajian bulanan ini yaitu Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M. Pd (Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI) dan mengetengahkan tema: KEMATIAN MERUPAKAN KEPASTIAN.
Adapun isi ceramahnya yaitu:
Kebanyakan manusia merasa betah hidup ini, buktinya perpindahan dari waktu kewaktu, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, bahkan tahun ke tahun terasa cepat. Hidup seolah-olah hanya melakukan kegiatan rutinitas, yang tidak ada akhirnya. Yang dikejar hanya semata-mata kepuasan nafsu syahwat, yang dipikirkan sebatas apa yang bisa memperkaya diri,mencari popularitas, selalu egois, sombong, takabur, bahkan, dzalim, memfitnah, gibah. Seolah-olah hidup hanya untuk hidup. Bila tidak segera sadar akan tujuan hidup yang sebenarnya, maka rugilah kehidupan di dunia dan di akhirat. Naudzubillahi min dzalik.
Kesadaran bermuhasabah, introspeksi diri, berangkat dari mana kita asal, dimana kita berada, dan kemana akan pulang, dan membawa apa yang menjadi bekal nanti setelah hidup. Pertanyaan inilah yang paling mendasar dan perlu direnungkan lebih mendalam. Keimanan merupakan pondasi lahirnya kesadaran yang utuh. Yang akan menjadi energi kehidupan untuk selalu berserah diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Tidak ada sorang pun yang mengetahui kapan dan dimana dia akan mati meskipun dia memiliki kedudukan dan pengetahuan yang tinggi, karena hal itu merupakan persoalan gaib dan menjadi rahasia Allah swt.
Allah berfirman:
inna allaaha ‘indahu ‘ilmu alssaa‘ati wayunazzilu alghaytsa waya’lamu maa fii al-arhaami wamaa tadrii nafsun maatsaa taksibu ghadan wamaa tadrii nafsun bi-ayyi ardhin tamuutu inna allaaha ‘aliimun khabiirun
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
wa’indahu mafaatihu alghaybi laa ya’lamuhaa illaa huwa waya’lamu maa fii albarri waalbahri wamaa tasquthu min waraqatin illaa ya’lamuhaa walaa habbatin fii zhulumaati al-ardhi walaa rathbin walaa yaabisin illaa fii kitaabin mubiinin
“Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuainya kecuali dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan dilautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh),” (QS. Al-An’am: 59)
Rasulullah saw juga bersabda: “kunci (pengetahuan) gaib itu ada lima yang hanya diketahui oleh Allah SWT; ‘sesungguhnya Allah hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tiada seorang pun yang dapat mengetahi dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal,”(QS. Luqman: 34), (HR.Thabrani).
Rasulullah saw bersabda: “Jika Allah menghendaki mencabut nyawa seseorang di suatu tempat, maka Allah membuatnya memiliki keperluan (untuk mendatanya) ketempat itu,” (HR.Thabrani)
Oleh karena itu, seorang hamba harus selalu berusaha tetap dalam ketaatan kepada Allah swt, karena dia tidak mengetahui kapan dan dimana akan meninggal dunia.
Mati dalam bahasa arabnya adalah wafat
Wafat artinya hari menuai setelah bercocok tanam
Wafat adalah pulang kepada-Nya untuk menerima keberuntungan
Wafat adalah wisuda yang ditunggu-tunggu bagi seorang yang belajar
Wafat artinya pulang kampung yang sangat dirindukan
Wafat adalah pulang kepada yang Maha Mengawasi
Wafat adalah pertemuan dengan yang Maha Hidup
Wafat adalah kembali kepada-Nya dengan penuh kecintaan
Orang-oarang mu’min merindukan kematian
Orang kafir sangat takut akan kematian
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap ummat mempunyai ajal (batas waktu), maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya,” (QS. al-A’raf: 34)
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
“Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan kami sekali-kali tidak akan dapat dikalahkan,” (QS. Al-Waqi’ah: 60)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
“Dimana saja kamu berada kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan.” Ini adalah dari sisi Allah” dan kalau mereka ditimpa bencana mereka mengatakan: “ ini (datangnya) dari sisi kamu Muhammad. ”katakanlah semuanya datang dari sisi Allah,” maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?,” (QS. an-Nisa’: 78)
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya,” (QS. Ali ‘Imran: 145)
ولَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan,“ (QS. Al-Munafiqun:11)
Setiap orang telah memiliki ajalnya sendiri-sendiri yang sudah ditentukan, dan dia tidak bisa melanggar ketentuan itu, ajal dan rezeki seseorang sudah ditentukan oleh Allah swt 50000 tahun sebelum dia menciptakan langit dan bumi, dan dicatat dengan al-Qalam di lauh mahfuzh.
Rasulullah saw bersabda: “Allah telah menuliskan takdir semua makhluk sebelum dia menciptakan langit dan bumi, 50000 tahun sebelumnya.” Rasulullah saw bersabda lagi: “Sedangkan ‘ArsyNya berada diatas air” (HR. Muslim).
Anas bin malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Allah swt telah mewakilkan malaikat kedalam rahim, lalu dia berkata: Ya Rabbi, sperma, ya Rabbi, darah yang menempel (alaqah), ya Rabbi, segumpal daging. Kemudian, jika Allah menyelesaikan penciptaannya, malaikat berkata: Ya Rabbi, laki-laki ataukah permpuan, bahagia atau celaka? Bagaimana rezekinya? Bagaimana ajalnya? Lalu semuanya itu dicatat (ditentukan) dalam rahim ibunya.” (HR.Bukhari).
Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan dalam rahim ibunya selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal darah selama (40 hari) juga, kemudian menjadi segumpal daging selama (40 hari) juga, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh, dan menuliskan empat kata yaitu rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan kebahagiaan ataukah kecelakaannya,” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dalam Sahih muslim, dari ‘Abdullah bin mas’ud bahwa Ummu habibah, istri Rasullah saw berkata: “Ya Allah karuniakanlah kenikmatan kepadaku bersama dengan suamiku Rasulullah, bapakku Abi sufyan dan saudaraku Mu’awiyah.” kemudian Rasullah bersabda:
“Sungguh kamu telah memohon kepada Allah swt untuk ajal yang sudah ditentukan hari-hari yang sudah dipastikan, dan rejeki yang sudah dibagi-bagikan. Tidak akan ada sesuatu yang bisa menyegerakan kematian sebelum tiba ajalnya dan tidak ada sesuatu yang bisa menunda kematian setelah ajalnya tiba. Sekiranya kamu memohon kepada Allah agar dia melindungimu dari siksa neraka dan siksa kubur, maka itu lebih baik dan utama.”